Selasa, 17 Januari 2017

Konseling karir: teori gottfredson. UIN SUMATERA UTARA

MAKALAH
KONSELING KARIR
“TEORI GOTTFREDSON”




OLEH :
ADINDA SYAFIRA
DTM AYUB AZHARI
IKE ANDHO SALSABILLA







JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM 3 / SEMESTER VII
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA



KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji dan syukur marilah bersama kita ucapkan pada kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan rezekinya pada kita hingga saat ini, dan tidak lupa pula salawat beriring salam kita haturkan pada junjungan nabi Muhammad SAW yang telah menjadi penerang kita hingga hari akhir kelak karena atas ridhoNya pula kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Teori Gottfredson ini dalam memenuhi tugas kelompok dalam mata kuliah Konseling Karir.
Maksud dan tujuan makalah ini tidak lain adalah sebagai bahan bacaan untuk rekan kalangan mahasiswa dalam refrensi teori konseling karir. Adapun di dalam makalah ini tidak luput pula kesalahan penulisan,kekurangan isi. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dalam proses penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, Oktober 2016


Pemakalah





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PEDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN
Konsep Dasar........................................................................................................................3
Perkembangan Kognitif .......................................................................................................4
Pembentukan Diri ................................................................................................................4
Teori Batasan........................................................................................................................5
Teori Kompromi ..................................................................................................................8

BAB III PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA





BAB I

PENDAHULUAN
         Secara umum teori dari Gottfredson memiliki kesamaan asumsi dengan teori pengembangan karir lainnya yaitu “ career choice is a developmental process beginning in chilhood; occupational aspiration reflect people efforts to implement their self-concept; satisfaction with career choice depends on how well that choice fits the self-concept”. Proses pemilihan karir merupakan proses perkembangan yang dimulai sejak masa kanak-kanak, aspirasi pekerjaan menggambarkan upaya individu untuk mewujudkan konsep/citra dirinya. Kebahagiaan yang diperoleh dalam karir akan bergantung kepada sejauhmana pilihan karir sesuai dengan konsep dirinya.
Konsep dasar teori Gottfredson adalah teori perkembangan, namun demikian seperti yang diungkapkan diatas, Gottfredson juga mengakui persamaan dengan teori-teori lain seperti person-environment fit theories, yaitu teori yang menyatakan harus ada kesesuaian antara individu dengan lingkungan. Pemilihan pekerjaan merupakan proses pencocokan dan penyesuaian, dalam arti individu mencari pekerjaan yang sesuai dengan gambaran tentang dirinya. Selain itu teori individualistik dipengaruhi juga oleh konsep klasifikasi sosial, keluarga, dan gender dalam pengembangan karir.
Dibandingkan kerangka pembangunan karir yang telah mapan milik teori Super dan teori Holland, Gottfredson memberikan teori sebagai konribusi yang terbaru dia mengasumsikan  bahwa pemilihan karir adalah proses yang membutuhkan tingkat tinggi kemahiran kognitif. Pertumbuhan kognitif merupakan instrumen untuk pengembangan peta kognitif pendudukan dan konsepsi diri yang digunakan untuk mengevaluasi kelayakan berbagai alternatif pekerjaan. Dalam revisi terbaru dari teorinya, Gottfredson  memaparkan tentang interaksi dinamis antara genetik dan lingkungan. karakteristik genetik memainkan peran penting dalam membentuk karakteristik dasar seseorang, seperti minat, keterampilan, dan nilai-nilai, namun ekspresi mereka dimoderatori oleh lingkungan salah satu yang terkena.
          Meskipun genetik dan lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk orang tersebut, Gottfredson menyatakan bahwa orang tersebut masih menjadi agen aktif yang bisa mempengaruhi atau membentuk lingkungan mereka sendiri. Oleh karena itu, pengembangan karir dipandang sebagai proses penciptaan diri di mana individu mencari jalan atau ceruk untuk mengekspresikan kecenderungan genetik mereka dalam batas-batas mereka sendiri. Berbeda dengan gagasan mendirikan pilihan yang merupakan proses seleksi, Gottfredson berteori bahwa pilihan karir dan pengembangan malah bisa dilihat sebagai proses eliminasi atau batasan di mana orang semakin menghilangkan alternatif pekerjaan tertentu dari pertimbangan lebih lanjut.
Sejak awal tahun 1981, teori Gottfredson ini hanya menerima perhatian terbatas dalam literatur empiris. Teori Gottfredson ini telah digunakan sebagai sampel di Amerika Serikat, dan pencarian literatur menggunakan PSYINFO tidak menghasilkan penelitian dengan sampel internasional. Teori ini sulit untuk menguji secara empiris terutama karena :
Sebagian besar variabel hipotesis, seperti gendr, prestise, batasan, dan kompromi, sulit untuk dioperasionalkan,proses perkembangan hipotesis idealnya harus diuji melalui desain penelitian longitudinal yang membutuhkan banyak waktu dan sumber daya.
           Di sebuah artikel teori pengembangan karir Swanson dan Gore  berkomentar bahwa teori milik Gottfredson "adalah salah satu dari beberapa upaya untuk mempelajari secara khusus periode yang sesuai dengan tahap pertumbuhan super ini. Namun, pada dasarnya tetap cukup sulit untuk menguji proposisi teoritis, dan sayangnya, setelah teruji teori ini tidak terbukti banyak berguna. Namun demikian, teori Gottfredson ini masih menawarkan perspektif yang unik untuk karir profesional bimbingan internasional. Misalnya, dalam banyak kebudayaan hidup, prestasi diukur dengan keberhasilan dalam pendidikan dan ujian publik dan pencapaian di posisi karir yang memiliki status sosial yang tinggi dan pengaruh. Demikian juga, stereotipe gender juga merupakan bagian dari banyak budaya (misalnya, budaya Asia), dan individu didorong untuk mengejar pekerjaan yang dianggap kompatibel sesuai jenis kelamin mereka.
          Oleh karena itu, teori Gottfredson menawarkan sebuah kerangka di mana pengaruh prestise dan gender dapat dipahami dalam konteks budaya yang beragam. Sementara itu, sebagai karir intervensi bimbingan menjadi lebih sentral dalam primer pada sekolah menengah di seluruh dunia, teori Gottfredson ini dapat digunakan sebagai panduan konseptual untuk program pembangunan.



BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar
           Gottfredson telah merumuskan sebuah teori baru dengan 'batasan dan kompromi dimana seorang individu menginginkan pekerjaan yang cocok dengan citra diri mereka. Menurut Gottfredson, latar belakang sosial ekonomi dan tingkat intelektual sangat mempengaruhi konsep diri individu dalam lingkungan masyarakat. Sebagai orang memproyeksikan ke dunia kerja, mereka memilih pekerjaan yang sesuai dengan kelas sosial, tingkat intelektual, dan jenis kelamin mereka. Dalam model Gottfredson, kelas sosial dan kecerdasan digabungkan dalam teori konsep diri dalam menentukan pilihan kejuruan dan dapat di;ihat pada konstruksi sebagai berikut:

1. Self-Concept
        Konsep diri disini sebagai pandangan seseorang tentangapapu yang ada dalam diri sendiri, seperti penampilan seseorang, kemampuan, kepribadian, jenis kelamin, nilai-nilai, dan tempat dalam masyarakat.

2. Images of Occupations
        Gambaran Pekerjaan. Mengacu pada pekerjaan tetap yang mencakup kepribadian orang pada pekerjaan yang berbeda, pekerjaan yang dilakukan, dan pekerjaan yang sesuai untuk berbagai jenis orang.

3. Cognitive Maps of Occupations
          Peta Kognitif Pekerjaan. Hal ini tentang bagaimana remaja dan dewasa membedakan pekerjaan menjadi dimensi utama, khususnya, maskulinitas/ feminitas, tingkat prestise (kewibawaan) kerja, dan lapangan pekerjaan.

4.Sosial Space
        Biasanya seseorang mengambil suatu pekerjaan sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Sebagai contoh, jika seseorang hidup di lingkungan pantai yang sebagian besar bekerja menjadi nelayan, secara tidak langsung, orang tersebut akan berorientasi untuk menjadi seorang nelayan sesuai dengan keadaan lingkungan yang ada.

5.Circumscription.
         Mencerminkan proses dimana seorang individu mempersempit wilayahnya ketika membuat keputusan tentang ruang sosial atau alternatif yang bisa diterima. Tahapan batasan yang diuraikan sebelumnya.

6. Compromise
         Dalam proses ini, individu akan puas dengan pilihan yang baik tapi bukan yang terbaik. Menurut Gottfredson, individu tidak akan berkompromi bidang minat mereka dengan prestise atau jenis kelamin ketika ada perbedaan kecil.

7. Perkembangan Kognitif
       Gottfredson (2005) menjelaskan bahwa kapasitas individu untuk belajar dan penalaran meningkat dengan usia kronologis dari lahir sampai remaja, dan pertumbuhan ini merupakan kompetensi mental yang mempengaruhi perilaku dan kehidupan mereka. Dua produk utama kompetensi mental pengembangan peta kognitif yaitu pekerjaan dan konsep diri, yang keduanya merupakan pemahaman dari dunia kerja. Gottfredson (2005) menunjukkan bahwa meskipun anak-anak "semua dasarnya membangun peta kognitif yang sama dari pekerjaan, mereka akan mengembangkan konsep diri. Pada dasarnya, Gottfredson menyatakan bahwa anak-anak mulai mengembangkan citra sosial dari diri mereka sendiri dalam dunia sosial (Betz, 2008).

8. Pembentukan Diri
          Teori ini menekankan bahwa individu mandiri dapat membentuk dirinya sejak lahir, dan bahwa melalui mengalami individualitas mereka berkembang. Gottfredson (1996) menyatakan bahwa "itu adalah hanya budidaya pengetahuan diri bahwa individu menjadi lebih mampu mengarahkan dalam kehidupan mereka sendiri. Batasan dan kompromi, sebagai proses dimana individu memilih beberapa jalur orang lain dan tidak, mungkin karena itu dianggap sebagai proses dari definisi diri dan pembentukan diri.

9. Teori Batasan
       Pada awal kehidupan, anak akan mulai memahami seluruh okupasi yang tidak diterima oleh sosial untuk dirinya sampai memahami lebih jelas pekerjaan tersebut. Individu akan menyingkirkan sektor dari dunia okupasi lebih banyak lagi setelah mampu menambah persepsi dan dimensi abtrak dari kesesuaian. Sebagian besar proses batasan berlangsung tanpa sepengetahuan mereka. Semua individu akan mengalami empat tahapan batasan, namun kecepatan individu satu dengan yang lainnya dalam melewati tahapan ini sangat bergantung dengan kemampuan kognitifnya. Tahapan ini bertepatan atau tumpang tindih dengan masa prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Berikut adalah tahapan batasan menurut Gottfredson.

        Teori Batasan adalah "proses dimana seorang individu menghilangkan keinginan pekerjaan yang tidak dapat diterima dari berbagai kemungkinan karir. Proses batasan ditopang oleh lima prinsip :

Pertama, Prinsip berpendapat bahwa individu bergerak dari tahap pemikiran konkret untuk lebih berpikir abstrak semakin mereka bertambah dewasa, dan bahwa mereka bergerak melalui proses ini di tingkat yang berbeda.
Kedua, Prinsip kedua menyatakan bahwa pengembangan konsep diri dan preferensi kerja terkait erat.
Ketiga, Sebagai individu, informasi diserap sesuai dengan kompleksitas. Informasi lebih kompleks diserap di usia muda, diikuti oleh informasi lebih abstrak sebagai individu yang tumbuh dewasa. Seringkali ketika informasi yang diserap, individu menjadi menyadari adanya informasi yang lebih kompleks.
Keempat, Prinsip keempat menggambarkan proses dimana konsep diri menjadi lebih jelas digambarkan dan kompleks sebagai anak mudas dalam menggabungkan informasi yang lebih abstrak seperti.

        Jadi sementara pengembangan konsep diri berlangsung, penyempitan pilihan terjadi sebagai pertimbangan mereka, misalnya atas dasar kelas sosial atau gender. Prinsip kelima mengklaim bahwa pengembangan konsep diri begitu halus dan bertahap, bahwa individu tidak menyadari hal itu sampai kesadaran mereka meningkat dengan sumber eksternal. Hal ini tercermin ketika seorang individu dapat mengekspresikan preferensi kerja tapi tidak tahu mengapa mereka terus melakukan preferensi ini.

         Dalam teori ini terdapat empat tahap batasan sesuai perkembangan umur, yaitu :

Tahap pertama : Orientasi ukuran dan kekuatan (3-5 tahun).
Anak-anak mulai mengasosiasikan kekuasaan dengan dewasa daripada sihir dan dengan peran kerja, yaitu menjadi orang besar. Individu pada tahap ini adalah individu pada usia prasekolah dan taman kanak-kanak, mereka mampu berpikir dari hal yang bersifat ke intuitif. Mereka mulai mengklasifikasikan orang melalui hal yang paling simpel yaitu besar dan kuat versus kecil dan lemah. Individu pada usia ini tidak memiliki konsep yang stabil dan koheren atas peran gender dan konsep abtrak dari laki-laki dan perempuan.

Tahap Kedua : Orientasi peran gender (6-8tahun)
Pada tahap ini, anak mulai memahami konsep antara peran gender dan stereotip  yang muncul muncul. Preferensi kerja yang dilakukan anak-anak dalam mencerminkan perhatian dengan melakukan apa yang sesuai untuk setiap gender. Pada usia ini, individu mulai mampu berpikir konkret dan membuat perbedaan yang simpel. Individu pada tahap ini menjad pemikir yang dikotomi. Mereka mulai memahami konsep peran gender tetai lebih berfokus pada aktivitas dan pakaian dari perbedaan gender tersebut.
Aspirasi vokasional pada tahap ini memperhatikan hal-hal yang sesuai dengan gender. Kedua gender meyakini mereka mengorganisasikan pekerjaan berdasarkan peran gender. Pemahaman individu pada tahap ini sangat dipengaruhi oleh pandangan serta aktivitas yang dilakukan oleh orang dewasa dengan gender yang sama. Pada tahap ini, individu akan secaraaktif menolak tingkah laku dari gender yang berbeda.

Tahap Ketiga : Orientasi penilaian sosial (9-13 tahun)
Pada tahap ini individu sudah dapat menemui rentangan yang lebih luas pada peran pekerjaan dan mampu membedakannya secara lebih abstrak. Individu mulai mengklasifikasikan pekerjaan dalam hal status sosial (pendapatan, tingkat pendidikan, gaya hidup) serta jenis kelamin. Gottfredson menjelaskan bahwa khususnya pada usia 13 tahun, individu sudah dapat membagi tingkatan pekerjaan yang berhubungan erat dengan pendapatan dan pendidikan.
Individu juga memahami hirarki pekerjaan yang mempengaruhi kehidupan individu serta pandangan orang lain tentang individu. Remaja juga mempelajari pekerjaan-pekerjaan yang akan ditolak oleh keluarga dan komunitas mereka karena berada pada tingkat sosial yang rendah. Mereka juga dapat merasakan batas atas dan bawah kemampuan mereka untuk pencapaiannya.
Sebagai anak muda, mereka dapat menggabungkan kelas sosial dan kemampuan dengan konsep diri mereka, mereka menolak alternatif pekerjaan yang dirasa tidak konsisten dengan diri mereka. Secara khusus mereka menolak pilihan yang tidak dapat diterima karena prestise yang rendah dalam kelompok referensi mereka, sehingga mereka membentuk batas toleransi tingkatan, lalu pekerjaan yang berada di bawah batas toleransi tingkatan tidak akan mereka usahakan lagi. Mereka juga menolak pilihan yang dirasa terlalu sulit untuk diperoleh dengan upaya yang wajar atau dirasa terlalu besar memiliki risiko kesalahan.

Tahap Keempat : Orientasi diri internal yang unik (14 tahun keatas)
Pada tahap ini individu mulai lebih berorientasi pada tujuan internal dan konsep diri seperti kepribadiannya. Individu juga sudah mulai mencoba berbagai pengalaman-pengalaman baru untuk mendiagnosa dan mengembangkan batasan kekuatan dan kelemahan dirinya. Selain itu, individu mulai mengikuti kursus atau pedidikan yang bertujuan untuk memperkuat atau mengubah perencanaan karir mereka. Preferensi pekerjaan yang lebih menjanjikan di masa depan, misalnya dalam segi ekonomi, juga mulai dipikirkan remaja pada tahap ini.
Ini adalah periode ketidakstabilan dan ketidakpastian, dan salah satu dari kompleksitas yang lebih besar dan integrasi. Kompromi adalah masalah anak-anak menginginkan pekerjaan yang mungkin kadang-kadang sangat berbeda dari pekerjaan yang tersedia bagi mereka. Gottfredson mempertahankan bahwa orang-orang memusatkan perhatian mereka pada pekerjaan di ruang sosial mereka. Dia juga menyatakan bahwa pengumpulan informasi tentang pekerjaan cenderung memiliki waktu yang terbatas ketika keputusan harus dibuat. Akhirnya, dia mengatakan bahwa sumber informasi yang tersedia untuk  disurvei pertama, yaitu orang tua.
Gottfredson (1996) menunjukkan bahwa teorinya menyoroti kebutuhan untuk karir konselor untuk mendorong eksplorasi dan realisme, dan dia menekankan pentingnya informasi. Gottfredson menggambarkan ketegangan untuk seorang konselor, yang di satu sisi dapat berkomitmen untuk membantu klien mereka menjauh dari batasan sebelumnya hidup mereka, namun pada sisi lain perlu menerima kenyataan kompromi yang diperlukan. Gottfredson menggambarkan bagaimana anak-anak mengembangkan konsep individu dari "zona alternatif "pekerjaan didefinisikan dalam hal prestise.

B. Teori Kompromi
          Tidak seperti batasan, kompromi adalah proses pemeriksaan atas dasar "realitas eksternal"  atau aksesibilitas. Hal ini mengacu pada "hambatan atau peluang dalam sosial atau ekonomi di lingkungan yang mempengaruhi kesempatan seseorang untuk mendapatkan ke dalam pekerjaan tertentu. Misalnya, keadaan sosial ekonomi, keluarga, kontak, atau lokasi geografis dapat mempengaruhi kerja individu peluang. Pada dasarnya kompromi adalah proses dimana individu menyerahkan alternatif yang paling disukai mereka bagi mereka yang mereka anggap sebagai lebih mudah diakses
Kompromi mungkin terjadi karena diantisipasi hambatan eksternal (diantisipasi kompromi) atau karena hambatan telah menemui kalangan alternatif yang bisa diterima. Pada dasarnya individu berpindah dari opsi pilihan yang kurang diakses oleh mereka ke arah yang lebih diakses tetapi kurang disukai pilihan (Betz, 2008).
         Betz (2008) hanya menjelaskan kompromi sebagai proses mencari dan menyeimbangkan antara "keinginan dan aksesibilitas" (hlm. 368). Pada dasarnya individu berpindah dari opsi pilihan yang kurang diakses oleh mereka ke arah yang lebih diakses tetapi kurang disukai pilihannya (Betz, 2008). Gottfredson (1996) mengusulkan empat prinsip kompromi.

Pertama, prinsipnya adalah pengembangan prioritas bersyarat dimana “pentingnya gender, prestise dan jenis kegiatan pekerjaan tergantung pada tingkat keparahan kompromi yang diperlukan.
Kedua,  prinsip berhubungan dengan kapasitas individu untuk memilih pilihan yang "cukup baik" dan belum tentu pilihan terbaik.
Ketiga, Prinsip ini berlaku ketika tersedia pilihan tidak memuaskan individu dan mereka menghindari berkomitmen untuk pilihan lain dalam Proses ini disebut sebagai staving "tidak cukup baik".
Keempat, akomodatif untuk berkompromi, adalah proses melalui dimana individu menampung bahkan membuat kompromi besar. Dalam kasus tersebut, kepuasan mereka akan tergantung pada sejauh mana mereka mampu melaksanakan yang diinginkan dilingkunganya.

         Teori Gottfredson mengemukakan bahwa kesediaan seseorang untuk membuat trade-off karena karir kurang disukaididasarkan pada seperangkat prioritas bersyarat, mulai dari kecil untuk kompromi yang parah. Pada intinya, semakin besar satu kompromi harus membuat (yaitu, lebih banyak pilihan yang tersedia dianggap untuk jatuh lebih jauh zona luar seseorang dari alternatif yang bisa diterima) .




BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
      Budaya yang modern menyediakan menu okupasi dan relung kehidupan yang sangat luas. Individu akan mempelajari berbagai okupasi tersebut dan mengetahui bahwa ada beberapa pekerjaan yang pernah ada. Individu memilih vokasinya sesuai dengan tempat yang paling tepat untuk dirinya secara sosial. Pilihan vokasinya kemudian menjadi proses batasan (circumsription) untuk mengeliminasi alternatif okupasi yang berkonflik dengan konsep diri. Pada awal kehidupan, anak akan mulai memahami seluruh okupasi yang tidak diterima oleh sosial untuk dirinya sampai memahami lebih jelas pekerjaan tersebut.
      Individu akan menyingkirkan sektor dari dunia okupasi lebih banyak lagi setelah mampu menambah persepsi dan dimensi abtrak dari kesesuaian. Sebagian besar proses batasan berlangsung tanpa sepengetahuan mereka. Semua individu akan mengalami empat tahapan batasan, namun kecepatan individu satu dengan yang lainnya dalam melewati tahapan ini sangat bergantung dengan kemampuan kognitifnya. Tahapan ini bertepatan atau tumpang tindih dengan masa prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas.




DAFTAR PUSTAKA

Brown, S.D. & Lent, R.W. (2005). Career Development and Counseling, Putting Theory and Research to Work. New Jersey: John Willey & Sons
Ming Liu, William,Th e Oxford Handbook of Social Classin Counseling ,New York,Oxford University Press,2013
Athanasou, James A,Internasional Handbook of Career Guidance, Australia ,Springer Science + Business Media B.V.: 2008
Gothard Bill, Careers Guidance in Context,London, SAGE Publication : 2001
Patton Wendy, Careers Developmental Series 2,(Netherland, Sense Publisher :2008